Dari Laut ke Meja Makan, Perjalanan Ikan yang Jarang Kita Ketahui

 Dari Laut ke Meja Makan

Perjalanan Ikan yang Jarang Kita Ketahui

 



HALO SOBAT BRAINIACS

Pernah nggak kamu membayangkan gimana ikan yang kamu santap hari ini sampai di piringmu? Di balik gurihnya ikan bakar atau segarnya sashimi, ada perjalanan panjang yang melibatkan banyak tangan—mulai dari nelayan di tengah laut hingga penjual di pasar. Tulisan ini mengajak kamu mengenal lebih dekat rantai pasok perikanan, dari titik awal hingga akhir. Dengan memahami proses ini, kita jadi lebih sadar pentingnya menjaga keberlanjutan laut dan menghargai kerja keras para pelaku perikanan.

 1. Dimulai dari Laut: Nelayan dan Tantangannya

Setiap pagi buta, ribuan nelayan di Indonesia berangkat ke laut membawa harapan. Mereka menghadapi tantangan besar, mulai dari cuaca ekstrem, alat tangkap yang terbatas, hingga penurunan jumlah ikan karena penangkapan berlebih. Banyak dari mereka masih menggunakan cara tradisional, yang meski ramah lingkungan, sering kali kalah bersaing dengan kapal besar bermesin modern. Salah  satu  pekerjaan yang   memiliki   risiko   tinggi salah satunya adalah   nelayan.Pekerjaan nelayan tidaklah mudah,diperlukan ketelitian  yang  tinggi  saat  mencari  ikan  dilaut terbuka  untuk  meminimalisasi  risiko  kecelakaan yang mungkin terjadi, terlebih saat kondisi cuaca buruk (Riqzi & Kristiana, 2023).

 2. Ikan Segar yang Harus Bergerak Cepat

Setelah ditangkap, ikan harus segera dibawa ke darat dan disimpan dalam kondisi dingin. Di sinilah pentingnya rantai dingin (cold chain), yaitu sistem distribusi dengan suhu terjaga agar ikan tetap segar. Sayangnya, di banyak wilayah pesisir, infrastruktur seperti es batu, kotak pendingin, dan kendaraan berpendingin masih minim. Akibatnya, ikan bisa cepat rusak sebelum sampai ke pasar. Ikan   dianggap   sebagai   nutrisi   utama diet   seimbang   untuk   populasi   yang berkembang  disekitar dunia.Ikan  juga  unggul  karena  merupakan  sumber alami asam  lemak  omega  3  tertinggi.  Produk  perikanan  tersebut  rentan  mengalami penurunan  kualitas (Simanjuntak & Silalahi, 2022).

 3. Dari TPI ke Pasar Tradisional dan Modern

Apa sih pasar itu?

Pasar  sebagai  rangkaian  institusi  sosial  di  mana  banyak  komoditas  dengan  berbagai  jenis  dan  ukuran  dipertukarkan  secara  teratur  dan  terkadang difasilitasi oleh instansi terkait. Dengan kata lain, pasar merupakan ekspresi dari pola pertukaran dalam tatanan sosial  tertentu  yang  menghubungkan  berbagai  kategori  sosial,  seperti  hubungan  sosial, jaringan, nilai dan cara, serta etika dan budaya (Syaiful, 2020).

 Ikan dari nelayan biasanya dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), tempat para pedagang besar membeli dalam jumlah banyak. Setelah itu, ikan didistribusikan ke pasar tradisional atau supermarket. Beberapa ikan bahkan diekspor ke luar negeri, tergantung kualitas dan jenisnya. Di sepanjang jalur ini, harga ikan bisa naik drastis, tapi sayangnya keuntungan terbesar sering bukan untuk nelayan.

 4. Saatnya Kita Lebih Sadar

Sebagai konsumen, kita bisa berkontribusi pada keberlanjutan dengan membeli ikan dari sumber yang bertanggung jawab. Pilih ikan lokal dan musiman, kurangi pemborosan makanan, dan dukung produk hasil budidaya yang ramah lingkungan. Semakin kita peduli, semakin besar dorongan untuk memperbaiki sistem distribusi perikanan di Indonesia.Perjalanan ikan dari laut ke meja makan bukanlah hal yang sederhana. Dibalik satu ekor ikan, ada cerita perjuangan, kerja keras, dan tantangan sistemik. Mari jadi konsumen yang lebih bijak dan ikut mendukung laut yang sehat, nelayan yang sejahtera, dan makanan yang berkualitas.

Oke sobat Brainiacs, semoga tulisan ini bisa menyadarkan kita dan dapat memberi manfaat. Jangan bosan – bosan dan tetap ikuti keseruan kita dimateri lain yang akan datang.

Ikan dibakar sambal terasi,
Dimakan siang di pinggir pantai.
Terima kasih sudah mampir ke sini,
Jangan lupa balik lagi lain kali!


REFERENSI

 

Riqzi, E. G., & Kristiana, N. (2023). POSTER SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI RISIKO KECELAKAAN KERJA NELAYAN DI KECAMATAN BRONDONG LAMONGAN. Jurnal Barik, 117-129.

Simanjuntak, H., & Silalahi, M. V. (2022). Kandungan Formalin Pada Beberapa Ikan Segar di Pasar Tradisional Parluasan Kota Pematangsiantar. Jurnal Sains dan Teknologi, 223-228.

Syaiful, M. (2020). STRATEGI PENGHIDUPAN NELAYAN PEDAGANG DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (LELONG). Journal of Social Science, 1-14.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Bukan Sekadar Untung, Tapi Miliaran! Rahasia Sukses Budidaya Udang Vaname ala Budidaya Sukses"

Saat Laut Tak Lagi Diam: Seruan Keadilan dari Raja Ampat Untuk yang Berkuasa

Ruang Biru Laut sebagai Media Pemulihan Psikologis Manusia